Definisi Perawat profesional
Peran perawat Merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh
orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dan system, dimana dapat
dipengaruhi oleh keadaan social baik dari profesi perawat maupun dari luar
profesi keperawatan yang bersifat konstan.
1. PEMBERI ASUHAN KEPERAWATAN
Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat membantu klien
mendapatkan kembali kesehatannya melalui proses penyembuhan. Perawat
memfokuskan asuhan pada kebutuhan kesehatan klien secara holistic, meliputi
upaya untuk mengembalikan kesehatan emosi, spiritual dan sosial. Pemberi asuhan
memberikan bantuan kepada klien dan keluarga klien dengan menggunakan energy
dan waktu yang minimal. Selain itu, dalam perannya sebagai pemberi asuhan
keperawatan, perawat memberikan perawatan dengan memperhatikan keadaan
kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan
dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis
keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat dan
sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi
tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatannya dilakukan dari yang
sederhana sampai yang kompleks.
2. PEMBUAT KEPUTUSAN KLINIS
Membuat keputusan
klinis adalah inti pada praktik keperawatan. Untuk memberikan perawatan yang
efektif, perawat menggunakan keahliannya berfikir kritis melalui proses keperawatan.
Sebelum mengambil tindakan keperawatan, baik dalam pengkajian kondisi klien,
pemberian perawatan, dan mengevaluasi hasil, perawat menyusun rencana tindakan
dengan menetapkan pendekatan terbaik bagi klien. Perawat membuat keputusan
sendiri atau berkolaborasi dengan klien dan keluarga. Dalam setiap situasi
seperti ini, perawat bekerja sama, dan berkonsultasi dengan pembe ri perawatan
kesehatan professional lainnya (Keeling dan Ramos,1995).
3. PELINDUNG DAN ADVOKAT KLIEN
Sebagai pelindung,
perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan mengambil
tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan serta melindungi klien dari
kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan diagnostic atau
pengobatan. Contoh dari peran perawat sebagai pelindung adalah memastikan bahwa
klien tidak memiliki alergi terhadap obat dan memberikan imunisasi melawat
penyakit di komunitas.
Sedangkan peran perawat sebagai advokat, perawat melindungi
hak klien sebagai manusia dan secara hukum, serta membantu klien dalam
menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan.
4. MANAGER KASUS
Dalam perannya sebagai manager kasus, perawat mengkoordinasi
aktivitas anggota tim kesehatan lainnya, misalnya ahli gizi dan ahli terapi
fisik, ketika mengatur kelompok yang memberikan perawatan pada klien.
Berkembangnya model praktik memberikan perawat kesempatan untuk membuat pilihan
jalur karier yang ingin ditempuhnya. Dengan berbagai tempat kerja, perawat
dapat memilih antara peran sebagai manajer asuhan keperawatan atau sebagai
perawat asosiat yang melaksanakan keputusan manajer (Manthey, 1990). Sebagai
manajer, perawat mengkoordinasikan dan mendelegasikan tanggung jawab asuhan dan
mengawasi tenaga kesehatan lainnya.
5. REHABILITATOR
Rehabilitasi adalah
proses dimana individu kembali ke tingkat fungsi maksimal setelah sakit,
kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan ketidakberdayaan lainnya. Seringkali
klien mengalami gangguan fisik dan emosi yang mengubah kehidupan mereka.
Disini, perawat berperan sebagai rehabilitator dengan membantu klien
beradaptasi semaksimal mungkin dengan keadaan tersebut.
6. PEMBERI KENYAMANAN
Merawat klien sebagai
seorang manusia, karena asuhan keperawatan harus ditujukan pada manusia secara
utuh bukan sekedar fisiknya saja, maka memberikan kenyamanan dan dukungan emosi
seringkali memberikan kekuatan bagi klien sebagai individu yang memiliki
perasaan dan kebutuhan yang unik. Dalam memberi kenyamanan, sebaiknya perawat
membantu klien untuk mencapai tujuan yang terapeutik bukan memenuhi
ketergantungan emosi dan fisiknya.
7. KOMUNIKATOR
Keperawatan mencakup
komunikasi dengan klien dan keluarga, antar sesame perawat dan profesi
kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunitas. Dalam memberikan perawatan
yang efektif dan membuat keputusan dengan klien dan keluarga tidak mungkin
dilakukan tanpa komunikasi yang jelas. Kualitas komunikasi merupakan factor
yang menentukan dalam memenuhi kebutuhan individu, keluarga dan komunitas.
8. PENYULUH
Sebagai
penyuluh, perawat menjelaskan kepada klien konsep dan data-data tentang
kesehatan, mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan diri, menilai
apakah klien memahami hal-hal yang dijelaskan dan mengevaluasi kemajuan dalam
pembelajaran. Perawat menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan klien serta melibatkan sumber-sumber yang lain misalnya
keluarga dalam pengajaran yang direncanakannya.
9. KOLABORATOR
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja
melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dan
lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang
diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk
pelayanan selanjutnya.
10. EDUKATOR
Peran ini
dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan
kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi
perubahab perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
11. KONSULTAN
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap
masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini
dilakukan atas permintaan klien tehadap informasi tentang tujuan pelayanan
keperawatan yang diberikan.
12. PEMBAHARU
Peran sebagai
pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan
yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan
keperawatan.
Fungsi perawat
Definisi fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang
dilakukan sesuai dengan perannya. Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan
keadaan yang ada. dalam menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan
berbagai fungsi diantaranya:
1. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain,
dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan
keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan
dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan
oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan
nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktivitas dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan dan
kenyamanan, pemenuhan kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri
dan aktualisasi diri.
2. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi
perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari perawat
lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Hal ini
biasanya silakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari
perawat primer ke perawat pelaksana.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan
dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan di antara satu dengan
yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan
kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan
keperawatan pada penderita yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini tidak
dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun
lainnya, seperti dokter dalam memberikan tindakan pengobatan bekerjasama dengan
perawat dalam pemantauan reaksi onat yang telah diberikan.
Definisi Perawat
Setelah browsing di Internet akhirnya saya menemukan
definisi dari perawat:
1. Keperawatan adalah pekerjaan yang bertujuan untuk
menjaga/merawat orang yang sakit atau lemah
dengan profesinya adalah perawat (wordnet.princeton.edu).
2. Keperawatan adalah suatu profesi yang berfokus pada
menjaga, memelihara dan mengembalikan
kesehatan yang optimal baik individu, keluarga dan masyarakat
(en.wikipedia.org).
3. Perawat adalah seorang petugas kesehatan professional
bertujuan untuk merawat, menjaga keselamatan dan menyembuhkan orang yang sakit
atau terluka baik akut maupun kronik,
melakukan perencanaan perawatan kesehatan dan melakukan perawatan gawat
darurat dalam kerangka pemeliharaan
kesehatan dalam lingkup yang luas (en.wikipedia.org).
4. Keperawatan adalah ilmu terapan yang mempunyai dasar ilmu
yang unik dengan menggunakan prinsip
dasar fisik, biologi dan ilmu perilaku manusia
(www.ptc.edu/department_nursing/philosophy.htm).
5. Keperawatan merupakan perlindungan, promosi, dan
optimisasi kesehatan dan kemampuan,
pencegahan penyakit dan cedera, pengurangan yang menderita melalui
diagnosa dan perawatan yang bersumber
pada respons manusia, serta advokasi dalam perawatan individu, keluarga,
masyarakat, dan populasi
(www.nursingworld.org).
6. Keperawatan
meliputi kemandirian atau kolaboratif dalam merawat individu, keluarga,
kelompok dan komunitas, baik sakit atau sehat dengan segala kondisi yang
meliputinya. Keperawatan terdiri dari promosi kesehatan, pencegahan penyakit
dan perawatan orang sakit, cacat dan meninggal dunia. Advokasi, promosi
lingkungan aman, penelitian, berpartisipasi dalam merumuskan kebijakan
kesehatan bagi pasien dan manajemen sistem kesehatan serta pendidikan dan kode
etik keperawatan (www.icn.ch).
Keperawatan tidak hanya berkutat di rumah sakit, sesuai
dengan defenisi tadi, keperawatan dibagi menjadi beberapa bagian :
1) Keperawatan
Gawat Darurat
2) Keperawatan
Maternitas (Anak-anak dan Ibu hamil)
3) Keperawatan
Gerontik (Lansia)
4) Keperawatan
Medikal Bedah (Bedah dan Penyakit Dalam, dll)
5) Keperawatan
Komunitas (Masyarakat)
Dalam proses keperawatan terdapat empat tahapan yaitu:
1. Pengkajian
Pada dasarnya tujuan pengkajian adalah mengumpulkan data
objektif dan subjektif dari klien. Adapun data yang terkumpul mencakup klien,
keluarga, masyarakat, lingkungan, atau kebudayaan. (Mc Farland & mc
Farlane, 1997)
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan selama pengkajian
antara lain:
Memahami secara keseluruhan situasi yang sedang dihadapi
oleh klien dengan cara memperhatikan kondisi fisik, psikologi, emosi,
sosialkultural, dan spiritual yagn bisa mempengaruhi status kesehatannya.
Mengumpulkan semua informasi yang bersangkutan dengan masa
lalu, saat ini bahkan bahkan sesuatu yang berpotensi menjadi masalah bagi klien
guna membuat suatu database yang lengkap. Data yang terkumpul berasal dari
perawat-klien selama berinteraksi dan sumber yang lain. (Gordon, 1987;1994)
Memahami bahwa klien adalah sumber informasi primer.
Sumber informasi sekunder meliputi anggota keluarga, orang
yang berperan penting dan catatan kesehatan klien.
Metode pengumpulan data meliputi :
Melakukan interview/wawancara.
Riwayat kesehatan/keperawatan
Pemeriksaan fisik
Mengumpulkan data penunjang hasil laboratorium dan
diagnostik lain serta catatan kesehatan (rekam medik).
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah menganalisis data subjektif dan
objektif untuk membuat diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan melibatkan
proses berpikir kompleks tentang data yang dikumpulkan dari klien, keluarga,
rekam medik, dan pemberi pelayanan kesehatan yang lain.
The North American Nursing Diagnosis Association (NANDA,
1992) mendefinisikan diagnosa keperawatan semacam keputusan klinik yang
mencakup klien, keluarga, dan respon komunitas terhadap sesuatu yan berpotensi
sebagai masalah kesehatan dalam proses kehidupan.
Dalam membuat diagnosa keperawatan dibutuhkan ketrampilan
klinik yang baik, mencakup proses diagnosa keperawatan dan perumusan dalam
pembuatan pernyataan keperawatan.
Proses diagnosa keperawatan dibagi menjadi kelompok
interpretasi dan menjamin keakuratan diagnosa dari proses keperawatan itu
sendiri. Perumusan pernyataan diagnosa keperawatan memiliki beberapa syarat
yaitu mempunyai pengetahuan yang membedakan antara sesuatu yang aktual, risiko,
dan potensial dalam diagnosa keperawatan.
3. Intervensi
Intervensi keperawatan adalah preskripsi untuk perilaku
spesifik yang diharapkan dari pasien dan/atau tindakan yang harus dilakukan
oleh perawat. Intervensi dilakukan untuk membantu pasien dalam mencapai hasil
yang diharapkan.
Intervensi keperawatan harus spesifik dan dinyatakan dengan
jelas. Pengkualifikasian seperti bagaimana, kapan, di mana, frekuensi, dan
besarnya memberikan isi dari aktivitas yang direncanakan. Intervensi
keperawatan dapat dibagi menjadi dua yaitu mandiri yaitu dilakukan oleh perawat
dan kolaboratif yaitu yang dilakukan oleh pemberi perawatan lainnya.
4. Evaluasi
Evaluasi mengacu kepada penilaian, tahapan, dan perbaikan.
Pada tahap ini perawat menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan
dapat berhasil atau gagal. (Alfaro-LeFevre, 1994)
Perawat menemukan reaksi klien terhadap intervensi
keperawatan yang telah diberikan dan menetapkan apa yang menjadi sasaran dari
rencana keperawatan dapat diterima.Perencanaan merupakan dasar yang mendukung
suatu evaluasi.
Menetapkan kembali informasi baru yang diberikan kepada
klien untuk mengganti atau menghapus diagnosa keperawatan, tujuan, atau
intervensi keperawatan.
Menentukan target dari suatu hasil yang ingin dicapai adalah
keputusan bersama antara perawat dank lien (Yura & Walsh, 1988
Tidak ada komentar:
Posting Komentar